Apa yang di maksud dengan Ilmu Ekonomi?
Jawaban atas pertanyaan di atas, dimulai dengan
pertanyaan tentang siapakah diri kita (manusia) ? Salah satu jawaban paling
sering, kita aadalah makhluk yang serba terbatas. Tidak semua cita-cita atau
keinginannya dapat tercapai. Karena itu manusia harus bernai menentukan
pilihan. Keputusan dalam menentukan pilihan, bukanlah pekerjaan mudah, sebab
harus berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Karenanya manusia perlu
belajar bagaimana menentukan pilihan. Hal inilah yang dipelajari dalam ilmu
ekonomi.
a. Kelangkaan (Scarcity)
Keterbatasan
kita menyebabkan banyak hal terasa langka (scarce).
Kelangkaan mencakup kuantitas, kualitas, tempat dan waktu. Sesuatu tidak akan
langka kalau jumlah (kuantitas) yang tersedia sesuai dengan kebutuhan,
berkualitas baik, tersedia di mana saja (di setiap tempat) dan kapan saja
(waktu) dibutuhkan.
Udara
(oksigen) untuk pernafasan manusia, di pedesaan yang masih hijau dan bersih,
belum langka. Sebab tersedia dalam jumlah banyak, berkualitas baik, tersedia di
mana saja dan kapan saja. Karena itu mereka yang tinggal di pedesaan tidak
perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk memenuhi kebutuhan oksigen bagi
pernapasannya. Tidak demikian halnya dengan mereka yang tinggal di wilayah
industri di Jepang. Polusi udara yang sudah parah membuat mereka tidak leluasa
lagi menghirup udara berkualitas baik dalam jumlah banyak, kapan saja dan di
mana saja. Udara segar menjadi langka. Untuk menikrnatinya diperlukan biaya.
b. Pilihan-pilihan (Choices)
Dalam setiap masyarakat selalu didapati bahwa kebutuhan
manusia tidak terbatas banyaknya. Manusia tidak pemah merasa puas atas apa yang
telah mereka peroleh dan mereka capai. Apabila keinginan sebelurnnya sudah
terpenuhi, maka keinginan-keinginan yang lain akan muncul. Terbatasnya sumber daya tersedia dibandingkan kebutuhan/keinginan, menyebabkan manusia harus menentukan pilihan-pilihan yang bersifat individu maupun kolektif. Pilihan yang bersifat individu, rnisalnya, baju apa yang akan dipakai hari ini. Pilihan kolektif, rnisalnya, ke mana kita piknik hari Sabtu nanti. Ada juga pilihan-pilihan yang sangat kompleks (sulit). Misalnya, mana yang kita dahulukan, sekolah yang tinggi atau cepat-cepat bekerja.
c. Biaya Kesempatan (Opportunity
Cost)
Ilmu ekonomi memandang manusia sebagai makhluk rasional.
Pilihan yang dibuatnya berdasarkan pertimbangan untung rugi, dengan membandingkan
biaya yang harus dikeluarkan dan hasil yang akan diperoleh. Biaya yang
dimaksudkan dalam konsep ilmu ekonomi (economic
cost) berbeda dengan konsep biaya akuntansi (accounting cost)
Definisi yang lebih rinci misalnya : ilmu ekonomi mempelajari perilaku individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan untuk menggunakan sumber daya-sumber daya yang langka (dengan dan tanpa uang), dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari definisi di atas, masalah ekonomi adalah masalah pilihan alokasi sumber daya yang langka. Ilmu ekonomi akan senantiasa bermanfaat, selama masalah yang dihadapi adalah alokasi sumber daya yang langka. Sumber daya yang tidak langka tidak perIu dibicarakan dalam ilmu ekonomi. Udara segar di pedesaan, seperti dicontohkan tadi, tidak perIu dibicarakan dalam ilmu ekonomi. Udara segar belum menjadi barang ekonomi (economic goods), sebab untuk memperolehnya tidak dibutuhkan pengorbanan (biaya). Udara segar di pedesaan adalah barang bebas (free goods). Sebaliknya udara segar di kota-kota industri di Jepang telah menjadi barang ekonomi. Udara segar sudah langka, sehingga untuk memperolehnya dibutuhkan pengorbanan. Pada saat itulah udara segar relevan dibicarakan dalam ilmu ekonomi.
Namun sebagaimana ilmu-ilmu lainnya, ilmu ekonomi hanyalah alat untuk memahami dan menganalisis keadaan yang dihadapi. Karena realitasnya begitu kompleks, maka perlu penyederhanaan.
Dalam ilmu ekonomi, penyederhanaan itu terlihat dari penyederhanaan masalah-masalah yang dihadapi.
a. Barang Apa Yang Harus Diproduksi dan Berapa Banyak?
Produksi berupa barang dan jasa adalah hasil transformasi
berbagai faktor produksi. Barang dan jasa memberikan kegunaan/manfaat bagi
pemakai/konsumen. Pertanyaan barang apa yang harus diproduksi bermakna barang
apa yang harus disediakan? Berapa banyak agar kesejahteraan masyarakat
meningkat?
b. Bagaimana Cara Memproduksinya?
Setelah memutuskan barang dan jasa apa saja yang harus
diproduksi, pertanyaan berikut adalah, "Bagaimana cara
memproduksinya?" Metode dan teknologi apa yang digunakan dalam proses
produksi? Ilmu ekonomi memandang teknologi sebagai faktor penting dalam proses
produksi. Namun manfaat teknologi tidak ditentukan oleh tingkat kecanggihan.
Teknologi tinggi bukan satu-satunya pilihan. Sebab banyak faktor yang harus
dipertimbangkan, seperti skala produksi, kemampuan manajemen, iklim, kemampuan
finansial dan sikap mental. Pilihan teknologi yang digunakan sebaiknya
dikaitkan dengan faktor-faktor di atas. Agar teknologi yang dipilih
menghasilkan tingkat efisiensi paling besar.
c. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi ?
Pertanyaan
ini berdimensi keadilan dan pemerataan. Sebab apa gunanya produksi melimpah
karena menggunakan teknologi tinggi, berskala besar dan efisien, bila hanya
dinikmati segelintir anggota masyarakat saja? Keputusan untuk siapa barang dan
jasa diproduksi berkaitan erat dengan konsep keadilan masyarakat bersangkutan.
Bagi masyarakat egaliter, keadilan berarti setiap individu memperoleh jumlah
yang sama. Sedangkan masayrakat utilitarian tidak terlalu mementingkan keadilan
dalam jumlah. Jumlahnya silakan berbeda, yang penting apakah sesuai dengan
kebutuhan atau tidak.