Entri Populer

30 Agustus, 2012

Sejarah Perkembangan Manajemen Operasional



Pada dasarnya Manajemen Produksi dan Operasi sudah lama terdapat, yaitu setelah manusia menghasilkan barang dan jasa. Walau pun sudah lama terdapat, tetapi kenyataannya baru mulai diperhatikan dan dipelajari sekitar dua abad yang lalu.

Usaha-usaha produktif telah dimulai sejak peradaban manusia mulai dikenal. Pada masa-masa itu, sektor produksi masih bersifat kerajinan tangan (handicraft era) sampai pada masa revolusi industri pada tahun 1800-an. Beberapa kejadian penting pada masa tersebut adalah sebagai berikut.
  1. 1769, penemuan mesin uap oleh James Watt.
  2. Perang revolusi (1776) dan lahirnya konstitusi AS (1789) yang mendorong perdagangan dan investasi modal dengan memberikan perlindungan terhadap hak kepemilikan pribadi.
  3. Adam Smith (1776) mencetuskan apa yang disebutnya dengan istilah "division of labor", termasuk juga program pengembangan ketrampilan pekerja, penghematan waktu, dan penggunaan mesin-mesin yang single-purpose.
Setelah ini, konsep spesialisasi dan pembagian kerja mulai diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap perkembangan selanjutnya, konsep ini dilengkapi oleh Charles Babbage dengan metode analisis kerja secara ekonomis dan pemberian kompensasi yang didasarkan oleh prestasi kerja.

Tahun 1800-an, ketika terjadi perang sipil (utara-selatan) di Amerika Serikat --masa pemerintahan presiden Abraham Lincoln-- terjadi perubahan besar-besaran di sektor industri, antara lain. Pengakuan perusahaan sebagai persons under the law dan diluncurkannya Undang-Undang Anti-trust untuk mengantisipasi kemungkinan kolusi di antara perusahaan-perusahaan besar sehingga tidak menjadi semacam praktek monopolistic enterprises.

Tahun 1900-an, Penemuan lampu listrik  oleh Thomas Alfa Edison, menjadi pemicu semakin membanjirnya suplai listrik bagi industri-industri di AS.Pada waktu itu, F.W. Taylor bekerja di perusahaan industri baja dan secara kebetulan menduduki jabatan yang memungkinkan untuk melakukan eksperimen atas beberapa gagasan. Taylor, menemukan berbagai macam ketidak-efisienan yang terjadi di perusahaan. Gagasan atas eksperimen yang dilakukannya didasarkan pada filosofi bahwa "pendekatan manajemen secara ilmiah dapat meningkat-kan efisiensi tenaga kerja". Berkaitan dengan filsafat ini, langkah-langkah efisiensi yang direkomendasikannya adalah sebagai berikut.
  1. Mengumpulkan data dari masing-masing elemen kerja dan kemudian mengembangkan suatu prosedur kerja standar yang harus diikuti oleh pekerja.
  2. Melakukan pemilihan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan pekerja secara ilmiah.
  3. Meningkatkan kerja sama antara manajemen dengan pekerja.
  4. Membagi secara jelas batas pekerjaan antara manajemen dan pekerja.
Gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh taylor ini membuat ia mendapat gelar sebagai "father of scientific management", dan zaman ini biasanya dikenal dengan istilah era manajemen ilmiah. 

Gagasan-gagasan Taylor membuat perusahaan menjadi semakin berorientasi pada produksi dan berakibat pada terjadinya over-production. Kondisi ini memaksa sektor industri "back to the basic", yaitu mencari keseimbangan kembali antara produksi dan pemasaran misalnya. Keseimbangan ini kemudian dilakukan dengan apa yang disebut dengan operation research yaitu tekhnik-tekhnik kuantitatif yang secara sistematis (nelalui metode matematis dan/atau statistik) untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul.

Perkembangan dunia usaha membuat masalah-masalah yang timbul semakin complicated. Kerumitan ini mengakibatkan tekhnik-tekhnik riset operasi --yang semula hanya dilakukan secara manual-- harus dioperasikan dengan menggunakan peralatan pendukung. Pada masa inilah, komputer sebagai data-base dan alat analisis mulai diperkenalkan.

 Historical event in Operations Management
Era
Events/Concepts
Dates
Originator
Industrial Revolution
Steam engine
Division of labor
Interchangeable parts
1769
1776
1790
James Watt
Adam Smith
Eli Whitney
Scientific Management
Principle of scientific management
Time and motion study
Activity scheduling chart
Moving assembly line
1911
1911
1912
1913
F.W. Taylor
Gilbreth
Henry Gantt
Henry Ford
Human Relations
Hawthorne studies
Motivation theories
1930
1940s,
1950s,
1960s,
Elton Mayo
Abraham Maslow
Frederick Herzberg
Douglas McGregor
Management Science
Linear programming
Digital computer
Simulation, waiting line theory, decision theory, PERT/CPM,
MRP
1947
1951
1950s,
1960s,
George Dantzig
Remington Rand
Operations research group
Joseph Orlicky, IBM
Quality Revolution
Just-in-time
Total quality management
Business process reengineering
1970s,
1980s,
1990s,
Taiichi Ohno
W.E. Deming, Joseph Juran
Michael Hammer, James Champy
Information Age
Electronic data interchangeable
Computer-integrated manufacturing, PCs Internet,
World Wide Web
1970s,
1980s,
1990s,
Numerous individuals and companies

Time Berners-Lee
Globalization
Worldwide markets and operations
Supply chain management
e-Commerce
1990s,
Numerous individuals and companies


Sejarah Teknik Industri

                                                                                 Disiplin Teknik Industri muncul dan berakar kuat pada masa revolusi industri di Inggris (1750-an).  Revolusi industri dianggap sebagai era modern disiplin Teknik Industri, dimana telah terjadi perubahan proses manufaktur secara dramatis serta membantu melahirkan konsep ilmu pengetahuan. Disiplin teknik industri dikembangkan oleh individu yang berusaha mencari/mengembangkan prinsip organisasi dan manajemen produksi tingkat lanjut.

 Beberapa penemuan pada masa revolusi industri:
Aspek Teknologi
o     James Hargreaves menemukan mesin pintal (1765).
o     Richard Arkweight mengembangkan water frame (1769).
o     James Watt menemukan mesin uap.
o     Samuel Morse mengembangkan pesawat telegram (1840).
o     Thomas Alfa Edison menemukan lampu (1880).
Aspek Pengembangan Konsep
o     Adam Smith (The Wealth Of Nations, 1776); mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.
o     Charles Babbage (On Economy of Machinery and Manufacturer, 1832); mengemukakan perlunya pembagian kerja (sesuai spesialisasinya) untuk meningkatkan produktivitas.
o     Henry Towne (The Engineers As Economist, 1886) mengemukakan pentingnya para insinyur memperhatikan unsur profitabilitas dalam mengambil keputusan. Yang berarti dibutuhkan ilmu ekonomi.
o     Frederic W. Taylor (bapak Teknik Industri), menawarkan konsep bahwa bidang engineering juga harus mampu dan ikut bertanggungjawab menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian kerja (perangkat lunak). F.W. Taylor sering dikaitkan dengan Work Measurement atau Motion and Time Study.
o     Frank B. Gilbreth dan Lilian Gilbreth mengenalkan analisis gerakan (Micromotion studies). Memberi landasan untuk mengidentifikasi dan menganalisis gerakan dasar manusia pada saat melakukan pekerjaan manual. Beda dengan FW. Taylor yang fokus pada aspek waktu, Gilbreth fokus pada metoda kerja.
o     Henry Gantt mengembangkan prosedur penjadwalan rencana kerja dengan menggunakan peta balok atau peta Gantt.
o     Ralph Barnes; menulis buku Motion and Time Study yang pertama.
o     H.B. Maynard, G.J. Stegmerten dan S.M. Loury (1927); menulis buku Motion and Time Study yang menekankan pentingnya studi dan metode kerja yang baik.
o     A.H. Mogenson (Common sense applied to time and motion study, 1932) fokus pada konsep studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan kerja

Sebelum Perang Dunia II program pendidikan Teknik Industri tumbuh dalam departemen teknik mesin. Setelah Perang Dunia II masuk beberapa perspsektif ilmu khusus Teknik Industri seperti riset operasional, manajemen bisnis dan komputer, statistik, psikologi industri dan ilmu sosial.

Perkembangan awal pengajaran disiplin Teknik Industri:
1.     Prof Hugo Diemer di Departemen Teknik Mesin, University of Kansas, Amerika Serikat (1902). yaitu mengajar perancangan pabrik, peralatan, dan organisasi.
2.     Prof Dexter Kimball di Teknik Mesin, Cornell University (1904).
3.     Prof William Kent memprakarsai kurikulum Teknik Industri di Syracuse (1908).
4.     Pembukaan program studi Teknik Industri pertama di Pensylvania State University (1908) dengan Pr. Diemer sebagai kepala program.
5.    Prof Diemer menerbitkan “Factory Organization and Administration” (1910).
6.    Prof Kimball membuat buku standar “Principles of Industrial Organization” (1913).

Pendidikan Teknik Industri di Indonesia (Purnomo, 2004):
-         Dikenalkan oleh seorang alumni Cornell University, Matthias Aroef (1958).
-         ITB membuka sub jurusan Teknik Produksi di Jurusan Teknik Mesin (1960).
-         ITB mendirikan Jurusan Teknik Industri terpisah dari Teknik Mesin (1971).

Organisasi yang mendukung berdirinya disiplin Teknik Industri:
-         ASME (American Society of Mechanical Engineering) di Amerika Serikat.
-         The Efficiency Society (1912).
-         The Society to Promote The Science of Management (1912).
-      The Efficiency Society dan The Society to Promote The Science of Management menjadi The Taylor Society (1915).
-         Tahun 1917 berdiri SIE (Society of Industrial Engineers)
-         Tahun 1922 berdiri AMA (American Management Association)
-         Tahun 1932 berdiri SME (Society of Manufacturing Engineering) di Detroit, untuk mengembangkan pengetahuan di bidang teknik manufaktur dan mengaplikasikan sumber daya organisasi untuk riset, menulis, publikasi dan penyebar luasan informasi.
-         Tahun 1936, The Taylor Society bergabung dengan Society of Industrial Enginers menjadi SAM (Society for Advancement Management)
-         Tahun 1948 berdiri AIIE (The American Society of industrial Engineering) dengan jurnal pertamanya Journal of Industrial Engineering
-         Tahun 1981 AIIE berkembang menjadi IIE (Institute of industrial Engineers)